Jumat, 31 Oktober 2014

SAP 6&7 Matematika Sistem Informasi 1 : Menjelaskan Argumen, Implikasi Logik, Fungsi Komposisi dan Himpunan Kebenaran, Pengukur Jumlah Universal dan Eksistensial, Poset dan Diagram Poset

ARGUMEN

Argumen adalah suatu pernyataan tegas yang diberikan oleh sekumpulan proposisi P1, P2,…..,Pn, yang disebut premis (hipotesa / asumsi) dan menghasilkan ( sebagai konsekuensinya ) proposisi lainnya Q, disebut konklusi (kesimpulan). Secara umum argument ini di notasikan oleh:

P1, P2, …… , Pn I---- Q

Nilai kebenaran dari suatu argument di tentukan sebagai berikut :
Suatu argumen P1,P2, ….. , Pn Q dikatakan benar (valid) jika Q bernilai benar untuk semua premis yang benar dan argumen dalam keadaan selain itu dikatakan salah (invalid/fallacy). 

Dengan kata lain, suatu argumen dikatakan valid apabila untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan ke dalam premis, jika semua premis benar maka konklusinya juga benar. Sebaliknya jika semua premis benar tetapi konklusinya ada yang salah maka argumen tersebut dikatakan invalid (fallacy). 

a.) argument yang valid
suatu argument dikatakan valid apa bila argument tersebut mempunyai statement yang benar. Dan dapat dikatakan pula jika :
P, q --> q I---- q ( law of detachment )
Contoh :
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.   
Air laut surut setelah gempa di laut. Karena itu tsunami datang.”
           

 Penyelesaian:
     Misalkan :
          p adalah : proposisi “Air laut surut setelah gempa di laut” dan
         q adalah : proposisi “tsunami datang”.

Maka, argumen di dalam soal dapat ditulis sebagai:

           
p ---> q
p
\
q

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membuktikan kevalid tan argumen ini. Keduanya menggunakan tabel kebenaran.

Cara 1: Bentuklah tabel kebenaran untuk p, q, dan p --->  q

Tabel kebenaran untuk p, q, dan p ---> q
P
q
p ----> q
T
T
T ( baris 1 )
T
F
F ( baris 2 )
F
T
T ( baris 3 )
F
F
T ( baris 4 )

 Argumen dikatakan valid jika semua hipotesisnya benar, maka konklusinya benar. Kita periksa apabila hipotesis p dan p ---> qbenar, maka konklusi q juga benar sehingga argumen dikatakan benar. Periksa di Tabel 1.15, p dan p ---> q benar secara bersama-sama pada baris 1. Pada baris 1 ini q juga benar. Jadi, argumen yang berbentuk modus ponen di atas valid.

Cara 2: Perlihatkan dengan tabel kebenaran apakah

            [ p ^ (p ---> q) ] ---> p

merupakan tautologi. Tabel 1.16 memperlihatkan bahwa [ p ^ (p ---> q) ] ---> p  suatu tautologi, sehingga argumen dikatakan valid.

Tabel 1.16  [ p ^ (p ---> q) ] ---> p adalah tautology

P
q
p ----> q
p ^ ( p ^ q )
[ p ^ (p  ^ q) ] ^ p ]
T
T
T
T
T
T
F
F
F
T
F
T
T
F
T
F
F
T
F
T

Perhatikanlah bahwa penarikan kesimpulan di dalam argumen ini menggunakan modus ponen. Maka dari itu modus ponen termaksud argumen yang valid.  


b.) argument yang fallacy
suatu argument dikatakan fallacy apabila argument tersebut mempunyai kesesatan atau ketidak benaran. Dan dapat dikatakan pula jika :

p ---> q, q I----- p

 contoh :
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.   
Tsunami datang. Jadi, air laut surut setelah gempa di laut”

tidak benar, dengan kata lain argumennya palsu. 

Penyelesaian:
Maka argumen di atas berbentuk :

           
p ---> q
q
\
p

Bentuk tabel kebenaran untuk p, q, dan p ---> q

p
q
p --> q
T
T
T ( baris 1 )
T
F
F ( baris 2 )
F
T
T ( baris 3 )
F
F
T ( baris 4 )

Dari Tabel tampak bahwa hipotesis q dan p ---> q benar pada baris ke-3, tetapi pada baris 3 ini konklusi p salah.
Jadi, argumen tersebut tidak valid atau palsu ( fallacy ), sehingga penalaran menjadi tidak benar.

Contoh 2 :
Periksa kesahihan argumen berikut ini:

           
Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima.
5 tidak lebih kecil dari 4.
\
5 adalah bilangan prima

Penyelesaian:
Misalkan p adalah proposisi “5 lebih kecil dari 4” dan q adalah proposisi “5 adalah bilangan prima”. Maka argumen di atas berbentuk:
           
p ---> ~q
~p
\
q



Tabel kebenaran untuk p --->  ~q, ~p, dan q

P
q
~q
p --> ~q
~p
T
T
F
F
F
T
F
T
T
F
F
T
F
T
T
F
F
T
T
T

memperlihatkan tabel kebenaran untuk kedua hipotesis dan konklusi tersebut. Baris ke-3 dan ke-4 pada tabel tersebut adalah baris di mana p ---> ~q dan ~ p  benar secara bersama-sama, tetapi pada baris ke-4 konklusi q salah (meskipun  pada baris ke-3 konklusiq benar).  Ini berarti argumen tersebut palsu.

Perhatikanlah bahwa meskipun konklusi dari argumen tersebut kebetulan merupakan pernyataan yang benar (“5 adalah bilangan prima” adalah benar), tetapi konklusi dari argumen ini tidak sesuai dengan bukti bahwa argumen tersebut palsu.      

IMPLIKASI LOGIKA (LOGICAL IMPLICATION)

-          Misalkan P(p,q,…) dan Q(p,q,…) adalah proposisi. Maka tiga kondisi di bawah ini adalah ekuivalen.
1.      ~P(p,q,…) Ú Q(p,q,…) adalah tautologi.
2.      P(p,q,…) Ù Q(p,q,…) adalah kontradiksi
3.      P(p,q,…) → Q(p,q,…) adalah tautology

-          Suatu proposisi P(p,q,…) disebut implikasi logic ke proposisi Q(p,q,…) dinyatakan dengan :
P(p,q,…) → Q(p,q,…)
Bila satu dari ketiga kondisi di atas berlaku.

FUNGSI PROPOSISI DAN HIMPUNAN KEBENARAN

Misalkan P(x) merupakan sebuah pernyataan yang mengandung variabel x dan D adalah sebuah himpunan (sembarang kumpulan obyek). Kita menyebut P sebuah fungsi proposisi (dalam D) jika untuk setiap x di D, P(x) adalah proposisi.
Contoh :
1.      Misalkan P(n) adalah pernyataan, n adalah bilangan ganjil dan D adalah himpunan bilangan bulat positif. Maka P adalah fungsi proposisi dengan daerah asal pembicaraan D karena untuk setiap n di D, P(n) adalah proposisi (yakni, untuk setiap n di D, P(n) bisa bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya). Jika n=1, dapat diperoleh proposisi. 1 adalah bilangan ganjil bernilai benar. Jika n=2, diperoleh proposisi 2 adalah bilangan ganjil bernilai salah.

2.      Fungsi proposisi “x+2>7” yang didefinisikan pada N, yakni himpunan bilangan asli. Maka {x | x ÃŽ N, x+2>7} = {6,7,8,…}adalah himpunan kebenarannya.

PENGUKUR JUMLAH (QUANTIFIER)
Salah satu cara untuk menentukan nilai kebenaran dari suatu predikat adalah dengan menggunakan batasan nilai yang disebut pengukur jumlah (Quantifier) dari variabelvariabelnya. Pengukur jumlah tersebut adalah :

A. Pengukur Jumlah Universal
Misalkan A sebuah penyataan, dan x menyatakan suatu variabel. Jika kita ingin menunjukkan bahwa A bernilai benar untuk semua kemungkinan nilai x, kita tuliskan xA. x disebut pengukur jumlah universal (universal quantifier), dan A dikatakan sebagai ruang lingkup (scope) dari pengukur jumlah tersebut. Variabel x dikatakan menjadi variabel terbatas (bound) dari pengukur jumlah tersebut. Simbol dibaca “Untuk semua”.

Untuk pernyataan “Semua kucing punya ekor” dapat kita nyatakan dalam kalkulus predikat sebagai :
x (Kucing(x)PunyaEkor(x))

B. Pengukur Jumlah Eksistensial ()
Misalkan A sebuah penyataan, dan x menyatakan suatu variabel. Jika kita ingin menunjukkan bahwa A bernilai benar untuk sedikitnya satu nilai x, kita tuliskan x A, yang dibaca “Ada satu x yang memenuhi A”. x disebut pengukur jumlah eksistensial (existential quantifier), dan A dikatakan sebagai ruang lingkup (scope) dari pengukur jumlah tersebut. Variabel x dikatakan menjadi variabel terbatas (bound) dari pengukur jumlah tersebut.
Contohnya, jika domain berupa sekumpulan benda, maka xBlue(x) menyatakan bahwa “Ada benda yang berwarna biru”.
Semua pengukur jumlah tersebut diperlakukan seperti operator uner, yang mempunya tingkat presedensi lebih tinggi daripada operator biner. Sebagai contoh, misalkan P(x) mewakili pernyataan “x hidup” dan Q(x) untuk “x mati” maka
x (P(x) Q(x)) diartikan bahwa “semua hidup atau mati” tetapi
x P(x) Q(x) diartikan “semua hidup atau x mati”
Variabel x dalam suatu pengukur jumlah dapat digantikan dengan variabel lain tanpa merubah arti dari seluruh pernyataan yang diwakilinya. Misalkan xP(x) dengan yP(y) adalah hal yang sama; dan secara logika keduanya ekivalen. Pernyataan yP(y) disebut sebagai variant dari xP(x).
Pengukur jumlah (quantifier) mungkin terjadi secara bersarang. Dimana ada suatu pengukur jumlah dalam satu pernyataan yang didalamnya mengandung suatu pengukur jumlah yang lain.

POSET (Partially Ordered Set)
Himpunan Terurut Parsial
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang diagram poset,sebaiknya kita tahu dulu tentang apa itu poset (himpunan terurut secara parsial.Dikatakan poset yaitu jika suatu relasi R pada himpunan P urut secara parsial pada P, jika R tersebut bersifat reflexive (mementul),antisymmertic(tolak setangkup),dan transitive (menghantar)
1. Reflexive dengan syarat a R a untuk setiap a Ñ” P.
2. Antisymmetric dengan syarat a R b dan b R a maka a = b.
3. Transitive dengan syarat a R b dan b R c maka a R c
Dalam suatu relasi R pengurutan parsial,dua benda saling berhubungan.Jika salah satunya lebih kecil (<) atau lebih besar (>) daripada atau lebih pendek (lebih tinggi) daripada lainnya menurut sifat atau kriteria tertentu.Istilah pengurutan (ordering) berarti bahwa benda-benda didalam himpunan itu diurutkan menurut kriteria atau sifat tersebut.Akan tetepi ada kemungkinan bahwa dua benda dalam himpunan tersebut tidak ada hubungan dalam relasi pengurutan parsial.Dalam hal demikian,kita tidak dapat membedakan keduanya dan tidak dapat mengidentifikasi mana yang lebih kecil atau mana yang lebih rendah. Itulah alasan digunakan istilah “pengurutan parsial (partial ordering)” atau bisa disebut dengan Poset yang dilambangkan dengan (A,R).
Pengurutan parsial yang paling sering digunakan adalah relasi ≤ atau ≥ pada himpunan A dan R.Karena jika kita berbicara secara umum tentang pengurutan parsial R pada himpuna P maka yang akan sering kita lihat atau sering kita gunakan adalah symbol ≥ dan ≤.

DIAGRAM POSET
Pendefinisian tentang diagram poset ini adalah sebuah grafik berarah yang vertex-verteksny adalah elemen-elemen dari S dan terdapat sebuah edge (titik atau bulatan) dari a ke b kapan saja a < b dalam S.Karena menggambarkan panah dari a ke b,kita seringkali menempatkan b lebih tinggi dari a dan menggambarkan sebuah garis di antara mereka.Ini kemudian diartikan bahwa pergerakan maju (ke atas) menyatakan succession (rangkaian).Dalam diagram yang dibuat,ada sebuah path (gris edar) berarah dari sebuah verteks (puncak) ke verteks y jika dan hanya jika x < y.Juga,mungkin tidak ada cycle (putaran) berarah dalam diagram S karena relasi urutannya antisimetris.Perhatikan juga bahwa diagram tidak harus terhubung. Misal (P,≤) adlah sebuah poset.Jika P hingga,maka (P,≤) dapat dinyatakan dalam bentuk diagram hasse yang tiap elemen diwakili oleh sebuah bulatan kecil atau titik.

Minggu, 12 Oktober 2014

CIRI DAN UNSUR TEORI ORGANISASI

TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM

Ciri-ciri dan Unsur Teori Organisasi

A. Ciri-ciri Organisasi
Organisasi di dunia ini sangat banyak terutama di Indonesia, berbagai organisasi pun ada. Dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling atas, dari tingkat keluarga, tingkat perumahan (RT/RW), tingkat sekolah, kuliah, pemerintah, bahkan kemanusiaan dan kemasyarakatan pun ada. Jenisnya pun bermacam-macam dan mempunyai tujuan yang berbeda pula. Dalam hal ini akan membahas tentang ciri-ciri organisasi, unsur organisasi serta teori organisasi itu sendiri.
Ciri-Ciri Organisasi
Organisasi selain mempunyai mempunyai tujuan, ia juga mempunyai ciri-ciri yang ikut membsantu dalam mensukseskan tujuannya.
 *Ciri-ciri organisasi secara umum adalah sebagai berikut ini :
– Mempunyai tujuan & sasaran
– Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
– Adanya kerja sama dari sekelompok orang
– Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang
- Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

*Ciri-ciri organisasi modern adalah sebagai berikut ini :
- Organisasi bertambah besar
- Pengolahan data semakin cepat
- Penggunaan staff lebih intensif
- Kecendrungan spesialisasi
- Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi
- Unsur-unsur organisasi lebih lengkap


B. UNSUR ORGANISASI
Unsur Organisasi
Unsur-unsur dalam organisasi yaitu :
1. Manusia (man)
    Dalam keorganisasian, manusia sering disebut sebagai pegawai atau personel yang terdiri dari semua anggota organisasi tersebut yang menurut fungsi dan tingkatannyaterdiri dari pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, manajer yang memimpin tiap-tiap satuan unit kerja yang sudah dibagikan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan para pekerja.
2. Kerjasama (team work)
    Suatu kegiatan bantu-membantu antar sesama anggota oeganisasi yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. oleh karena itu, anggota organisasi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsi, tugas dan tingkatannya masing-masing.
3. Tujuan bersama
    Merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan merupakan titik akhir dari apa yang diharapkan atau dicapai dalam organisasi. Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang sama agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.
4. Peralatan (equipment)
    Segala sesuatu yang digunakan dalam organisasi seperti uang, kendaraan, gedung, tanah dan barang modal lainnya.
5. Lingkungan (environtment)
    Berikut ini yang termasuk kedalam unsur lingkungan adalah :
a) Kondisi atau situasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi berjalannya organisasi karena kondisi atau situasi sangat dekat hubungannya dengan organisasi dan anggotanya.
b) Tempat atau lokasi, karena mempengaruhi sarana transportasi dan komunikasi.
c) Wilayah operasi yang dijadikan sarana kegiatan organisasi, wilayah operasi dibagi menjadi empat, yaitu wilayah kegiatan,wilayah jangkauan, wilayah personil, wilayah kewenangan atau kekuasaan.
6. Kekayaan alam
    Kekayaan alam yang dimaksud adalah cuaca, keadaan geografis, flora, fauna dll.

7. Kerangka/kontruksi mental organisasi itu sendiri.
Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur yaitu :

1. Manusia.
2. Kerjasama.
3. Tujuan bersama-sama.

Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan mempunyai satu kesatuan. dari berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.

Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:

• Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.

• Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang

• Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing

• Ada tujuan tertentu

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :

- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.

- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.

- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.

- Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.



DAFTAR PUSTAKA

http://fachrialwinttgrf.blogspot.com/2012/11/teori-organisasi-umum-1-ciri-ciri-unsur.html
http://evisetianingsihpraptono.blogspot.com/2012/10/ciri-ciri-unsur-dan-teori-organisasi.html
http://nandaeka92.blogspot.com/2012/07/ciri-ciri-organisasi-unsur-organisasi.html
ftp.gunadarma.ac.id
http://nggalicious.blogspot.com/2012/10/ciri-ciri-unsur-teori-organisasi.html
http://evulee.wordpress.com/2010/10/12/teori-organisasi