Sabtu, 04 Oktober 2014

Artikel MDGs tahun 2025




UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI


TULISAN SOFTSKILL TEORI ORGANISASI UMUM



  
Millennium Development Goals di Indonesia tahun 2025


NAMA
:
JESSIO IMELIO JORDY
NPM
:
14113637
KELAS
:
2KA18
JURUSAN
:
S1 SISTEM INFORMASI


Disusun Untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi Umum 1
Universitas Gunadarma
2014



KATA PENGANTAR


            Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan berkah yang DilimpahkanNya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tulisan yang berjudul “Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia tahun 2015”. Tulisan ini ditulis untuk memenuhi salahsatu syarat dalam melaksanakan mata kuliah softskill Teori Organisasi Umum Jurusan S1 Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FIKTI) Universitas Gunadarma.

            Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa dalam menyusun tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasaan maupun tata bahasanya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dalam penulisan ini.

            Sekian yang dapat penulis sampaikan dalam pembuka tulisan ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Terimakasih.




                                                           
                                               
                       
                                                           
                                                                                                Depok, 04 Oktober





                                                                                                Jessio Imelio Jordy


                                                                                                          Penulis



A. Pengertian MDGs

Masalah yang timbul dalam masyarakat seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lingkungan,
bencana alam dan bahkan kelaparan menjadi sulitditanggulangi oleh pemerintahan yang tidak efisien. Secara global bahkan duniasudah menyadari bahwa tanpa bekerja sama antar negara mustahil pembanguan berkeadilan terutama bagi negara negara dunia ketiga akan tercapai. Untuk itulah 189 negara anggota PBB pada tahun 2000 mendeklarasikan Millenium Development Goals (MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) merupakan buah pikiran seluruhnegara di dunia yang saling berkomitmen untuk bahu-membahu menyelesaikan permasalahan sosial dunia. 

Terutama masalah kemiskinan sebagaimana tercantumdalam tujuan pertama dari delapan tujuan MDGs.MDGs ini adalah program efektif yang sarat akan kesempatan dan target yang jelas. 
MDGs telah memberikan arah tujuan yang lebih konkret dan jelas kepadanegara seluruh dunia dalam melaksanakan program nasionalnya. Di mana MDGsdengan sangat terukur menyebutkan target untuk menurunkan angka kemiskinanhingga tahun 2015. Bahkan MDGs pun memakai standar indikator untuk mengukur kategori miskin secara jelas.

Berikut adalah target dan tujuan MDGs :

Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannyadi bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu1990-2015
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparanmenjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparanmenjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015
Target 3: Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 
Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikandasar dan menengah pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikantidak lebih dari tahun 2015.4.Tujuan 4: Mengurangi Angka Kematian Anak 
Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua-per tiganyadalam kurun waktu 1990-2015.
Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnyadalam kurun waktu 1990-2015.
Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulaimenurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015.
Target 8: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015.
Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutandengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang.
Target 10: Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadapsumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasidasar sebesar separuhnya pada tahun 2015.
Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020.8.
Target 12: Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yangterbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif.
Target 13: Memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari negara-negarakurang berkembang (NKB).
Target 14: Memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari negara-negaratanpa perairan dan negara-negara kepulauan. (melalui Programme of  Action for the Sustainable Development  of Small Island Developing States dan hasil dari Special Session of the General Assembly ke 22)
Target 15: Menangani hutang negara berkembang melalui upayanasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang.
Target 16: Bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkandan menerapkan strategi untuk menciptakan lapangan kerja yang baik dan produktif bagi usia muda.
Target 17: Bekerjasama dengan perusahaan farmasi, menyediakanakses terhadap obat-obat utama yang terjangkau bagi negara-negara berkembang.
Target 18: Bekerjasama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
 Target 15: Menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang.
Target 16: Bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkandan menerapkan strategi untuk menciptakan lapangan kerja yang baik dan produktif bagi usia muda.
Target 17: Bekerjasama dengan perusahaan farmasi, menyediakanakses terhadap obat-obat utama yang terjangkau bagi negara-negara berkembang.
Target 18: Bekerjasama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

B. Efektivitas MDGs dalam Pengentasan Kemiskinan

Dalam rangka mencapai MDGs, PBB melalui United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) membentuk UN-Asian and  Pacific Training Centre for ICT for 
Development (UN-APCICT).

The United Nations Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication  Technology for Development (UN-APCICT) adalah bagian dari the United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP). UN-APCICT UN-APCICT 
berlokasi di Incheon, Republik Korea, bertujuan untuk memperkuat upaya negara-negara anggotanya untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)dalam pengembangan sosio-ekonomi melalui peningkatan kapasitas individu daninstitusi. 

UN-APCICT berfokus pada tiga pilar, yaitu:

1.Pelatihan
Untuk meningkatkan pengetahuan TIK dan keahlian dari penyusunkebijakan dan profesional TIK, dan memperkuat kapasitas instruktur TIK daninstitusi pelatihan TIK;
2.Penelitian
Untuk melakukan studi analisis terkait dengan pengembangansumber daya manusia TIK; dan
3.Advisory
Untuk memberikan layanan pemberian pertimbangan terkait program-program pengembangan sumber daya manusia untuk anggotaESCAP.Pada bulan September 2005 lalu para pemimpin negara berkumpul di markas besar PBB untuk menghadiri Sidang Umum Ke-60 PBB yang salah satu acaranyaadalah mengevaluasi progres pelaksanaan lima tahun MDGs. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa sebagian pakar yakin, tetapi banyak juga yang ragu akanefektivitas MDGs dan bahwa MDGs akan berhasil pada waktunya. Sejumlah faktamenguatkan keraguan itu. Banyak fakta yang menyatakan, walaupun terdapatsejumlah kemajuan yang substansial yang terkait dengan pencapaian target MDGssecara global, ada banyak negara yang justru mengalami keadaan yang lebih buruk daripada waktu sebelum target MDGs disepakati.

Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs adalah mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan Dokumen Perencanan Pembangunan Nasional. Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2005 – 2009 dan 2010 – 2014), Rencana Pembangunan Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN).

C. Prioritas Pembangunan Nasional

Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, dengan memperhatikan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang, dan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, maka Visi Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.

Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan melalui delapan Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :

Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
Mewujudkan bangsa yang berdaya – saing.
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dan,
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) .
Tahapan Pembangunan 5 Tahunan tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut :

RJPM ke – 1 (2005 – 2009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.
RJPM ke – 2 (2010 – 2014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.
RPJM ke – 3 (2015 – 2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat.
RPJM ke – 4 (2020 – 2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya asing.
Dengan memperhatikan tahapan pembangunan periode lima tahunan tersebut diatas, pada saat ini pembangunan nasional telah sampai pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM ke – 2) tahun 2010 – 2014. Visi Pembangunan Nasional tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut : Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Visi ini dijabarkan melalui tiga Misi Pembangunan Nasional yaitu : (1) Melanjutkan Pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, (2) memperkuat pilar – pilar demokrasi, (3) memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.

Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2010 – 2014 dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas nasional sebagai berikut : (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik; (11) kebuadayaan, kreativits, dan inovasi teknologi. Disamping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembanguna Nasional juga melalui pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang politik, hukum, dan keamanan, dibidang perekonomian, dan bidang kesejahteraan rakyat.

D. Pembangunan Indonesia Pascakrisis Global dan Capaian Target MDGs

Dalam lima tahun terakhir, di tengah kondisi negara yang belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1997 / 1998, Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak ringan. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah gejolak harga minyak, harga pangan, perubahan iklim global serta (kembali) terjadinya krisis keuangan global 2007 / 2008. Krisis ekonomi global telah berpengaruh pula terhadap kinerja perekonomian dalam negeri. Tingkat pertumbuhan menurun menjadi sekitar 4 – 5 %, dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum krisis yang sebesar 5 – 6 %. Kenaikan harga pangan yang menjadi pengeluaran rumah tangga terbesar di kelompok masyarakat menengah bawah dan miskin semakin menimbulkan  beban. Perubahan iklim yang ekstrem telah meningkatkan curah hujan tinggi, berdampak pada kegagalan pertanian dan kerusakan aset masyarakat. Dalam lingkungan global yang kurang menguntungkan tersebut Indonesia secara bertahap terus menata dan membangun di segala bidang.

Berbagai krisis dan tantangan global tersebut, memberikan pelajaran bahwa globalisasi yang memiliki dua sisi berbeda berupa peluang dan tantangan, harus dihadapi oleh sebuah bangsa dalam kesiapan penuh di segala bidang.

Pertumbuhan ekonomi yang positif serta penguatan institusi demokrasi selama sepuluh tahun terakhir, pada gilirannya memperkut posisi bangsa untuk mempercepat pencapaian MDGs. Saat ini Indonesia adalah bangsa demokratis berpenduduk ketiga terbesar di dunia. Indonesia telah mampu memperbaiki status ekonominya menjadi negara berpendapatan menengah. Bangsa Indonesia juga telah bekerja secara konsisten selama dekade terakhir untuk mencapai target – target MDGs.  Meskipun masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, pemerintah tetap bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target dan sasaran MDGs tepat waktu.

Alokasi dana dalam anggaran nasional dan daerah sebagai upaya mendukung pencapaian tujuan pembangunan millennium di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat pencapaian tujuan – tujuan nasional tersebut. Menetapkan sasaran terukur yang berkaitan dengan MDGs yang dapat dimonitor dan dievaluasi kemajuannya telah terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Pada gilirannya, evaluasi kemajuan kinerja pencapaian MDGs tersebut berguna dalam menyesuaikan perencanaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok rentan.

Dengan memperhatikan kecenderungan dan capaian target – target MDGs, pencapaian MDGs sampai saat ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori pencapaian MDGs, meliputi : (a) target yang telah dicapai; (b) target yang telah menunjukkan kemajuan signifikan; (c) target yang masih memerlukan upaya keras untuk pencapaiannya.

Target MDGs yang telah dicapai, mencakup :

MDG 1 – Tingkat kemiskinan ekstrem, yaitu proporsi penduduk yang hidup dengan pendapatan per kapita kurang dari USD 1 per hari, telah menurun dari 20,6 persen pada tahun 1990 menjadi 5,9 persen pada tahun 2008.
MDG 3 – target untuk kesetaraan gender dalam semua jenis dan pendidikan diperkirakan akan tercapai. Rasio APM perempuan terhadap laki – laki di SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B berturut – turut sebesar 99,73 persen dari 101,99 persen pada tahun 2009, dan rasio melek huruf terhadap laki – laki pada kelompok usia 15 – 24 tahun telah mencapai 99,85 persen.
MDG 6 – Terjadi peningkatan penemuan kasus tuberkolosis dari 20,0 persen pada tahun 2000 menjadi 73,1 persen pada tahun 2009, dari target 70,0 persen dan penurunan prevalensi tuberkolosis dari 443 kasus pada 1990 menjadi 244 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2009.
Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan mencakup :


MDG 1 – Prevalensi balita kekurangan gizi telah berkurang hampir setengahnya, dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007. Target 2015 sebesar 15,5 persen diperkirakan akan tercapai.
MDG 2 – Angka partisipasi murni untuk pendidikan dasar mendekati 100 persen dan tingkat melek huruf penduduk melebihi 99,47 persen pada 2009.
MDG 3 – Rasio APM perempuan terhadap laki – laki di SM/MA/Paket C dan pendidikan tinggi pada tahun 2009 adalah 96,16 dan 102,95. Dengan demikian maka target 2015 sebesar 100 diperkirakan akan tercapai.
MDG 4 – Angka kematian balita telah menurun dari 97 per 1.000 kelahiran pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran pada tahun 2007 dan diperkirakan target 32 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015 dapat tercapai.
MDG 8 – Indonesia telah berhasil mengembangkan perdagangan serta sistem keuangan yang terbuka, berdasarkan aturan, bisa diprediksi dan non – diskriminatif – terbukti dengan adanya kecenderungan positif dalam indikator yang berhubungan dengan perdagangan dan sistem perbankan nasional. Pada saat yang sama, kemajuan signifikan telah dicapai dalam mengurangi rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dari 24,6 persen pada 1996 menjadi 10,9 persen pada 2009. Debt Service Ratio juga telah dikurangi dari 51 persen pada tahun 1996 menjadi 22 persen pada tahun 2009.

Target MGDs yang telah menunjukkan kecenderungan pencapaian yang baik namun masih memerlukan kerja keras untuk pencapaian target pada tahun 2015, mencakup :

MDG 1 – indonesia telah menaikkan ukuran untuk target pengurangan kemiskinan dan akan memberikan perhatian khusus untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang diukur terhadap garis kemiskinan nasional dari 13,33 persen (2010) menjadi 8 – 10 persen pada tahun 2014.
MDG 5 – Angka kematian ibu menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
MDG 6 – Jumlah penderita HIV/AIDS meningkat, khususnya di antara kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Tingkat kenaikan juga sangat tinggi di beberapa daerah di mana kesadaran tentang penyakit ini rendah.
MDG 7 – Indonesia memiliki tingkat emisi gas rumah kaca yang tinggi, namun tetap berkomitmen untuk meningkatkan tutupan hutan, menghilangkan pembalakan liar dan mengimplementasikan kerangka kerja kebijakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida paling sedikit 26 persen selama 20 tahun ke depan. Saat ini hanya 47,73 persen rumah tangga yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan 51,19 prsen yang memiliki akses sanitasi yang layak. Diperlukan perhatian khusus, untuk mencapai target MDG tahun 2015.

Keberhasilan pembangunan Indonesia, telah menuai berbagai prestasi dan penghargaan dalam skala global. Kemajuan pembangunan ekonomi dalam lima tahun terakhir, talah mengurangi ketertinggalan Indonesia dari negara – negara maju.

Negara – negara maju yang tergabung dalam OECD (Organization of Economic and Cooperation Development) mengakui dan mengapresiasi kemajuan pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia bersama Cina, India, Brazil, dan Afrika Selatan diundang untuk masuk dalam kelompok ‘enhanced engagement countries’ atau negara yang makin ditingkatkan keterlibatannya dengan negara – negara maju. Indonesia juga sejak tahun 2008 tergabung dalam kelompok Group – 20 atau G – 20, yaitu dua puluh negara yang menguasai 85 persen Pedapatan Domestik Bruto (PDB) dunia, yang memiliki peranan sangat penting dan menentukan dalam membentuk kebijakan ekonomi global.


E. DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar