UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
TULISAN SOFTSKILL
TEORI ORGANISASI UMUM
Millennium
Development Goals di Indonesia tahun 2025
NAMA
|
:
|
JESSIO
IMELIO JORDY
|
NPM
|
:
|
14113637
|
KELAS
|
:
|
2KA18
|
JURUSAN
|
:
|
S1
SISTEM INFORMASI
|
Disusun Untuk
Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi Umum 1
Universitas
Gunadarma
2014
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan berkah yang DilimpahkanNya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
tulisan yang berjudul “Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia tahun
2015”. Tulisan ini ditulis untuk memenuhi salahsatu syarat dalam melaksanakan
mata kuliah softskill Teori Organisasi Umum Jurusan S1 Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FIKTI) Universitas Gunadarma.
Dengan segala keterbatasan, penulis
menyadari bahwa dalam menyusun tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan,
baik dalam pembahasaan maupun tata bahasanya. Untuk itu, dengan segala kerendahan
hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dalam penulisan ini.
Sekian yang dapat penulis sampaikan
dalam pembuka tulisan ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Terimakasih.
Depok,
04 Oktober
Jessio
Imelio Jordy
Penulis
A.
Pengertian MDGs
Masalah yang timbul dalam masyarakat seperti
kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lingkungan,
bencana alam dan bahkan kelaparan menjadi sulitditanggulangi
oleh pemerintahan yang tidak efisien. Secara global bahkan duniasudah menyadari
bahwa tanpa bekerja sama antar negara mustahil pembanguan berkeadilan terutama bagi negara
negara dunia ketiga akan tercapai. Untuk itulah 189 negara
anggota PBB pada tahun 2000 mendeklarasikan Millenium Development Goals
(MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) merupakan buah pikiran
seluruhnegara di dunia yang saling berkomitmen untuk bahu-membahu menyelesaikan permasalahan sosial dunia.
Terutama masalah kemiskinan sebagaimana tercantumdalam
tujuan pertama dari delapan tujuan MDGs.MDGs ini adalah program efektif yang
sarat akan kesempatan dan target yang jelas.
MDGs telah memberikan arah tujuan yang lebih konkret dan jelas kepadanegara
seluruh dunia dalam melaksanakan program nasionalnya. Di mana MDGsdengan sangat
terukur menyebutkan target untuk menurunkan angka kemiskinanhingga tahun 2015.
Bahkan MDGs pun memakai standar indikator untuk mengukur kategori miskin
secara jelas.
Berikut adalah target dan tujuan MDGs :
Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat
pendapatannyadi bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun
waktu1990-2015
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang
menderita kelaparanmenjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang
menderita kelaparanmenjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015
Target 3: Mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di
tingkat pendidikandasar dan menengah pada tahun 2005 dan di semua jenjang
pendidikantidak lebih dari tahun 2015.4.Tujuan 4: Mengurangi Angka
Kematian Anak
Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar
dua-per tiganyadalam kurun waktu 1990-2015.
Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar
tiga-perempatnyadalam kurun waktu 1990-2015.
Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan
mulaimenurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015.
Target 8: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai
menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun
2015.
Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutandengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan
sumber daya lingkungan yang hilang.
Target 10: Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses
terhadapsumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas
sanitasidasar sebesar separuhnya pada tahun 2015.
Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam
kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020.8.
Target 12: Mengembangkan sistem keuangan dan
perdagangan yangterbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak
diskriminatif.
Target 13: Memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari
negara-negarakurang berkembang (NKB).
Target 14: Memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari
negara-negaratanpa perairan dan negara-negara kepulauan. (melalui Programme of Action for the Sustainable Development
of Small Island Developing States dan hasil dari Special
Session of the General Assembly ke 22)
Target 15: Menangani hutang negara berkembang
melalui upayanasional maupun internasional agar pengelolaan
hutang berkesinambungan dalam jangka panjang.
Target 16: Bekerjasama dengan negara lain untuk
mengembangkandan menerapkan strategi untuk menciptakan lapangan kerja yang
baik dan produktif bagi usia muda.
Target 17: Bekerjasama dengan perusahaan farmasi,
menyediakanakses terhadap obat-obat utama yang terjangkau bagi
negara-negara berkembang.
Target 18: Bekerjasama dengan swasta dalam
memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Target 15: Menangani hutang negara berkembang
melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan
hutang berkesinambungan dalam jangka panjang.
Target 16: Bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkandan
menerapkan strategi untuk menciptakan lapangan kerja yang baik dan
produktif bagi usia muda.
Target 17: Bekerjasama dengan perusahaan farmasi,
menyediakanakses terhadap obat-obat utama yang terjangkau bagi
negara-negara berkembang.
Target 18: Bekerjasama dengan swasta dalam
memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
B.
Efektivitas MDGs dalam Pengentasan Kemiskinan
Dalam rangka mencapai MDGs, PBB melalui United
Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP)
membentuk UN-Asian and Pacific Training Centre for ICT
for
Development (UN-APCICT).
The United Nations Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication
Technology for Development (UN-APCICT) adalah bagian dari the United
Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP).
UN-APCICT
UN-APCICT
berlokasi di Incheon, Republik Korea, bertujuan untuk memperkuat upaya negara-negara
anggotanya untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)dalam
pengembangan sosio-ekonomi melalui peningkatan kapasitas individu daninstitusi.
UN-APCICT berfokus pada tiga pilar, yaitu:
1.Pelatihan
Untuk meningkatkan pengetahuan TIK dan keahlian dari
penyusunkebijakan dan profesional TIK, dan memperkuat kapasitas instruktur TIK
daninstitusi pelatihan TIK;
2.Penelitian
Untuk melakukan studi analisis terkait dengan
pengembangansumber daya manusia TIK; dan
3.Advisory
Untuk memberikan layanan pemberian pertimbangan
terkait program-program pengembangan sumber daya manusia untuk anggotaESCAP.Pada
bulan September 2005 lalu para pemimpin negara berkumpul di
markas besar PBB untuk menghadiri Sidang Umum Ke-60 PBB yang salah satu acaranyaadalah
mengevaluasi progres pelaksanaan lima tahun MDGs. Hasil evaluasi menyimpulkan
bahwa sebagian pakar yakin, tetapi banyak juga yang ragu akanefektivitas MDGs
dan bahwa MDGs akan berhasil pada waktunya. Sejumlah faktamenguatkan keraguan
itu. Banyak fakta yang menyatakan, walaupun terdapatsejumlah kemajuan yang
substansial yang terkait dengan pencapaian target MDGssecara global, ada banyak
negara yang justru mengalami keadaan yang lebih buruk daripada waktu
sebelum target MDGs disepakati.
Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs adalah
mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan
memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena
itu, MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan Dokumen Perencanan
Pembangunan Nasional. Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2005 – 2009 dan 2010 – 2014),
Rencana Pembangunan Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara(APBN).
C. Prioritas Pembangunan Nasional
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, dengan memperhatikan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang, dan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, maka Visi Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan melalui delapan Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :
C. Prioritas Pembangunan Nasional
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, dengan memperhatikan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang, dan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, maka Visi Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan melalui delapan Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
Mewujudkan bangsa yang berdaya – saing.
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dan,
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam
pergaulan dunia internasional.
Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut
dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan yang tertuang dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) .
Tahapan Pembangunan 5 Tahunan tersebut secara
ringkas adalah sebagai berikut :
RJPM ke – 1 (2005 – 2009) diarahkan untuk menata
kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang
tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.
RJPM ke – 2 (2010 – 2014) ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan
iptek serta penguatan daya saing perekonomian.
RPJM ke – 3 (2015 – 2019) ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan
pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus
meningkat.
RPJM ke – 4 (2020 – 2025) ditujukan untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya asing.
Dengan memperhatikan tahapan pembangunan periode
lima tahunan tersebut diatas, pada saat ini pembangunan nasional telah sampai
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM ke – 2) tahun 2010 – 2014. Visi
Pembangunan Nasional tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut : Terwujudnya
Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Visi ini dijabarkan
melalui tiga Misi Pembangunan Nasional yaitu : (1) Melanjutkan Pembangunan
menuju Indonesia yang sejahtera, (2) memperkuat pilar – pilar demokrasi, (3)
memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2010 – 2014 dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas nasional sebagai berikut : (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik; (11) kebuadayaan, kreativits, dan inovasi teknologi. Disamping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembanguna Nasional juga melalui pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang politik, hukum, dan keamanan, dibidang perekonomian, dan bidang kesejahteraan rakyat.
D. Pembangunan Indonesia Pascakrisis Global dan Capaian Target MDGs
Dalam lima tahun terakhir, di tengah kondisi negara yang belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1997 / 1998, Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak ringan. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah gejolak harga minyak, harga pangan, perubahan iklim global serta (kembali) terjadinya krisis keuangan global 2007 / 2008. Krisis ekonomi global telah berpengaruh pula terhadap kinerja perekonomian dalam negeri. Tingkat pertumbuhan menurun menjadi sekitar 4 – 5 %, dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum krisis yang sebesar 5 – 6 %. Kenaikan harga pangan yang menjadi pengeluaran rumah tangga terbesar di kelompok masyarakat menengah bawah dan miskin semakin menimbulkan beban. Perubahan iklim yang ekstrem telah meningkatkan curah hujan tinggi, berdampak pada kegagalan pertanian dan kerusakan aset masyarakat. Dalam lingkungan global yang kurang menguntungkan tersebut Indonesia secara bertahap terus menata dan membangun di segala bidang.
Berbagai krisis dan tantangan global tersebut, memberikan pelajaran bahwa globalisasi yang memiliki dua sisi berbeda berupa peluang dan tantangan, harus dihadapi oleh sebuah bangsa dalam kesiapan penuh di segala bidang.
Pertumbuhan ekonomi yang positif serta penguatan institusi demokrasi selama sepuluh tahun terakhir, pada gilirannya memperkut posisi bangsa untuk mempercepat pencapaian MDGs. Saat ini Indonesia adalah bangsa demokratis berpenduduk ketiga terbesar di dunia. Indonesia telah mampu memperbaiki status ekonominya menjadi negara berpendapatan menengah. Bangsa Indonesia juga telah bekerja secara konsisten selama dekade terakhir untuk mencapai target – target MDGs. Meskipun masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, pemerintah tetap bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target dan sasaran MDGs tepat waktu.
Alokasi dana dalam anggaran nasional dan daerah sebagai upaya mendukung pencapaian tujuan pembangunan millennium di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat pencapaian tujuan – tujuan nasional tersebut. Menetapkan sasaran terukur yang berkaitan dengan MDGs yang dapat dimonitor dan dievaluasi kemajuannya telah terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Pada gilirannya, evaluasi kemajuan kinerja pencapaian MDGs tersebut berguna dalam menyesuaikan perencanaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok rentan.
Dengan memperhatikan kecenderungan dan capaian target – target MDGs, pencapaian MDGs sampai saat ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori pencapaian MDGs, meliputi : (a) target yang telah dicapai; (b) target yang telah menunjukkan kemajuan signifikan; (c) target yang masih memerlukan upaya keras untuk pencapaiannya.
Target MDGs yang telah dicapai, mencakup :
Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2010 – 2014 dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas nasional sebagai berikut : (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik; (11) kebuadayaan, kreativits, dan inovasi teknologi. Disamping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembanguna Nasional juga melalui pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang politik, hukum, dan keamanan, dibidang perekonomian, dan bidang kesejahteraan rakyat.
D. Pembangunan Indonesia Pascakrisis Global dan Capaian Target MDGs
Dalam lima tahun terakhir, di tengah kondisi negara yang belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1997 / 1998, Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak ringan. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah gejolak harga minyak, harga pangan, perubahan iklim global serta (kembali) terjadinya krisis keuangan global 2007 / 2008. Krisis ekonomi global telah berpengaruh pula terhadap kinerja perekonomian dalam negeri. Tingkat pertumbuhan menurun menjadi sekitar 4 – 5 %, dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum krisis yang sebesar 5 – 6 %. Kenaikan harga pangan yang menjadi pengeluaran rumah tangga terbesar di kelompok masyarakat menengah bawah dan miskin semakin menimbulkan beban. Perubahan iklim yang ekstrem telah meningkatkan curah hujan tinggi, berdampak pada kegagalan pertanian dan kerusakan aset masyarakat. Dalam lingkungan global yang kurang menguntungkan tersebut Indonesia secara bertahap terus menata dan membangun di segala bidang.
Berbagai krisis dan tantangan global tersebut, memberikan pelajaran bahwa globalisasi yang memiliki dua sisi berbeda berupa peluang dan tantangan, harus dihadapi oleh sebuah bangsa dalam kesiapan penuh di segala bidang.
Pertumbuhan ekonomi yang positif serta penguatan institusi demokrasi selama sepuluh tahun terakhir, pada gilirannya memperkut posisi bangsa untuk mempercepat pencapaian MDGs. Saat ini Indonesia adalah bangsa demokratis berpenduduk ketiga terbesar di dunia. Indonesia telah mampu memperbaiki status ekonominya menjadi negara berpendapatan menengah. Bangsa Indonesia juga telah bekerja secara konsisten selama dekade terakhir untuk mencapai target – target MDGs. Meskipun masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, pemerintah tetap bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target dan sasaran MDGs tepat waktu.
Alokasi dana dalam anggaran nasional dan daerah sebagai upaya mendukung pencapaian tujuan pembangunan millennium di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat pencapaian tujuan – tujuan nasional tersebut. Menetapkan sasaran terukur yang berkaitan dengan MDGs yang dapat dimonitor dan dievaluasi kemajuannya telah terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Pada gilirannya, evaluasi kemajuan kinerja pencapaian MDGs tersebut berguna dalam menyesuaikan perencanaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok rentan.
Dengan memperhatikan kecenderungan dan capaian target – target MDGs, pencapaian MDGs sampai saat ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori pencapaian MDGs, meliputi : (a) target yang telah dicapai; (b) target yang telah menunjukkan kemajuan signifikan; (c) target yang masih memerlukan upaya keras untuk pencapaiannya.
Target MDGs yang telah dicapai, mencakup :
MDG 1 – Tingkat kemiskinan ekstrem, yaitu proporsi
penduduk yang hidup dengan pendapatan per kapita kurang dari USD 1 per hari,
telah menurun dari 20,6 persen pada tahun 1990 menjadi 5,9 persen pada tahun
2008.
MDG 3 – target untuk kesetaraan gender dalam semua
jenis dan pendidikan diperkirakan akan tercapai. Rasio APM perempuan terhadap
laki – laki di SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B berturut – turut sebesar 99,73
persen dari 101,99 persen pada tahun 2009, dan rasio melek huruf terhadap laki
– laki pada kelompok usia 15 – 24 tahun telah mencapai 99,85 persen.
MDG 6 – Terjadi peningkatan penemuan kasus
tuberkolosis dari 20,0 persen pada tahun 2000 menjadi 73,1 persen pada tahun
2009, dari target 70,0 persen dan penurunan prevalensi tuberkolosis dari 443
kasus pada 1990 menjadi 244 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2009.
Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan
mencakup :
MDG 1 – Prevalensi balita kekurangan gizi telah
berkurang hampir setengahnya, dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4
persen pada tahun 2007. Target 2015 sebesar 15,5 persen diperkirakan akan
tercapai.
MDG 2 – Angka partisipasi murni untuk pendidikan
dasar mendekati 100 persen dan tingkat melek huruf penduduk melebihi 99,47
persen pada 2009.
MDG 3 – Rasio APM perempuan terhadap laki – laki di
SM/MA/Paket C dan pendidikan tinggi pada tahun 2009 adalah 96,16 dan 102,95.
Dengan demikian maka target 2015 sebesar 100 diperkirakan akan tercapai.
MDG 4 – Angka kematian balita telah menurun dari 97
per 1.000 kelahiran pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran pada tahun
2007 dan diperkirakan target 32 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015 dapat
tercapai.
MDG 8 – Indonesia telah berhasil mengembangkan
perdagangan serta sistem keuangan yang terbuka, berdasarkan aturan, bisa
diprediksi dan non – diskriminatif – terbukti dengan adanya kecenderungan
positif dalam indikator yang berhubungan dengan perdagangan dan sistem
perbankan nasional. Pada saat yang sama, kemajuan signifikan telah dicapai
dalam mengurangi rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dari 24,6 persen pada
1996 menjadi 10,9 persen pada 2009. Debt Service Ratio juga telah dikurangi
dari 51 persen pada tahun 1996 menjadi 22 persen pada tahun 2009.
Target MGDs yang telah menunjukkan kecenderungan pencapaian yang baik namun masih memerlukan kerja keras untuk pencapaian target pada tahun 2015, mencakup :
MDG 1 – indonesia telah menaikkan ukuran untuk
target pengurangan kemiskinan dan akan memberikan perhatian khusus untuk
mengurangi tingkat kemiskinan yang diukur terhadap garis kemiskinan nasional
dari 13,33 persen (2010) menjadi 8 – 10 persen pada tahun 2014.
MDG 5 – Angka kematian ibu menurun dari 390 pada
tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Diperlukan
upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup.
MDG 6 – Jumlah penderita HIV/AIDS meningkat,
khususnya di antara kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja
seks. Tingkat kenaikan juga sangat tinggi di beberapa daerah di mana kesadaran
tentang penyakit ini rendah.
MDG 7 – Indonesia memiliki tingkat emisi gas rumah
kaca yang tinggi, namun tetap berkomitmen untuk meningkatkan tutupan hutan,
menghilangkan pembalakan liar dan mengimplementasikan kerangka kerja kebijakan
untuk mengurangi emisi karbon dioksida paling sedikit 26 persen selama 20 tahun
ke depan. Saat ini hanya 47,73 persen rumah tangga yang memiliki akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan 51,19 prsen yang memiliki akses
sanitasi yang layak. Diperlukan perhatian khusus, untuk mencapai target MDG
tahun 2015.
Keberhasilan pembangunan Indonesia, telah menuai berbagai prestasi dan penghargaan dalam skala global. Kemajuan pembangunan ekonomi dalam lima tahun terakhir, talah mengurangi ketertinggalan Indonesia dari negara – negara maju.
Negara – negara maju yang tergabung dalam OECD (Organization of Economic and Cooperation Development) mengakui dan mengapresiasi kemajuan pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia bersama Cina, India, Brazil, dan Afrika Selatan diundang untuk masuk dalam kelompok ‘enhanced engagement countries’ atau negara yang makin ditingkatkan keterlibatannya dengan negara – negara maju. Indonesia juga sejak tahun 2008 tergabung dalam kelompok Group – 20 atau G – 20, yaitu dua puluh negara yang menguasai 85 persen Pedapatan Domestik Bruto (PDB) dunia, yang memiliki peranan sangat penting dan menentukan dalam membentuk kebijakan ekonomi global.
E. DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar